Senin, 06 Juli 2009

lumut hati

PEMBAHASAN
Pada Praktikum Taksonomi kali ini yaitu mengamati tumbuhan lumut, seperti lumut hati, lumut daun, lumut hati bertalus dan lumjut hati berdaun, dan lumut sejati, dimana semua tumbuhan yang tingkat perkembangnnya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai sel-sel dengan Plastida yang mengandung klorofil a dan b, dan kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri atas seluluosa. Pada Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa Antheridium dan Arkegonium dan Sporangiumnya selalu terdiri atas banyak sel. Beberapa jenis lumut bersifat Kosmopolit, dapat ditemukan dimana saja, lain-lain jenis mempunyai daerah distribusi yang terbatas. Pada bermacam-macam tempat, seperti tanah dalam rimba, batu-batu, cadas-cadas, gambut, kulit pohon. Lumut itu merupakan asosiasi tumbuhan yang berkarakteistik. Tumbuhan lumut (Bryophyta) dibedakan dalam dua kelas dengan ciri-ciri yang jelas yaitu Hepaticeae (lumut hati), dan Musci (lumut daun).
Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang Higromorf, dalam tubuh lumut terdapat alat penyimpanan air yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian lumut hati mempunyai sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik.
Pada lumut Marchantia polymorpha, talus berpita ± 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging bercabang-cabang menngarpu dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat selapis sel-sel yang menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atas sisik-sisik ventral. Selain itu sisik bawah talus terdapat rhizoid-rhizoid yang bersifat fototrop negative dan dinding selnya mempunyai penebalan kedalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna. Permukaan talus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu hampir tak mungkin dilalui oleh air, jika dilihat atas, talus kelihatan berpetak-petak, di bawah tiap-tiap petak di dalam talus itu terdapat suatu ruang udara dan di tengah petak terdapat suatu liang udara yang menghubungkan ruang udara tadi dengan dunia luar, liang udara berbentuk tong dan mempunyai dinding lebih tinggi dari permukaan talus untuk mencegah masuknya air.
Pada sisi atas rusuk tengah, umumnya terdapat badan-badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang merupakan piala eram atau keranjang eram dengan di dalamnya sejumlah kuncup-kuncup eram. Gametangium marchantiales didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah cabang talus ini tergulung merupakan suatu tangkai, di dalam suatu gulungan itu terdapat suatu saluran dengan benang-benang rhizoid. Bagian atas cabang cabang tadi berulang mengadakan percabangan menggarpu hingga akhirnya membentuk suatu badan seperti bintang. Tempat Anteridium dan Arkegonium terpisah jadi Marchantiales berumah dua.
Anteridium pada lumut hati ini terjadi sebagai salah satu sel pada permukaan yang membelah menjadi beberapa segmen dengan perantara sekat “melintang masing-masing segmen membelah lagi menjadi 4 sel oleh sekat” lurus pada sekat-sekat yang dibuat pertama-tama sel-sel yang letaknya dipinggir kemudian menjadi dinding anteridium yang letaknya dibagian dalam merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian menghasilkan spermatozoid, jika anteridium telah masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan mengembang hingga spermatozoid-spermatozoid dapat keluar dan terkumpul dalam suatu tetes air hujan yang terdapat diatas cakram pendukung gametangium.
Kebanyakan jungermaniales telah mempunyai semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsiventral. Bagian daun yang letaknya ke samping itu terbagi dalam helaian atas dan helaian bawah, helaian bawah itu untuk jenis-jenis yang tumbuh ditempat yang ada kemungkinan bahaya kekurangan air. Lalu berbentuk kantung dan berguna sebagai alat penyimpanan air. Pada perkembangan anteridium dan perkembangan permulaan embrionya pun sedikit menyimpang dari cara-cara yang telah kita kenal pada hepatical. Pada jungermaniales yang tubuhnya bersifat tales, arkegoniumnya diliputi oleh periketium, yang tubuhnya menerupai batang dengan daun-daun. Arkegoniumnya dikelilingi oleh bagian yang mempunyai bentuk khusus dan protonoma jungermanialis hanya terdiri atas beberapa sel saja. Tetapi ada pula yang protonemanya hanya mempunyai sedikit saja bagian seperti daun dan didukung alat-alat kelaminnya. Seperti biasanya, dari kedua sel anakan sebagai hasil pembelahan zigot yang pertama kali, sel yang dibawah kemudian menjadi kaki sporogonium,sedangkan sel yang diatas menjadi kapsul spora,berbeda dengan marchantia pada jungermaniales ini kapsul spora mempunyai tangkai. Sporogonium telah selesai terbentuk. Sebelum tangkai memanjang dan menembus dinding arkegonium sisa dinding akhirnya tinggal pada pangkal sporogonium sebagai suatu selubung. Kapsul spora yang etrdapat pada ujung tangkai berbentuk bulat. Jika sudah masak membuka dengan empat kutup kapsul spora mempunyai dinding yang terdiri atas beberapa lapis sel,tetapi juga elatera. Sel-sel dinding kapsul spora mempunyai penebalan berupa rigi-rigi atau seluruh dinding sel menebal, kecuali dinding yang luar, pecahnya kapsul spora disebabkan oleh daya kohesi air dalam sel-sel yang menguap dengan disertai berkerutnya dinding yang tidak menebal.
Lumut daun meliputi ± 12.000 jenis yang mempunyai daerah agihan yang amat luas. Lumut daun dapat tumbuh diatas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Spora lumut daun di tempat yang cocok berkecambah merupakan protonema ,yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau bersifat fototrof positif , banyak bercabang-cabang dan dengan mata biasa kelihatan seperti hifa cendawan yang berwarna hijau. Protenema itu mengeluarkan rhizoid-rhizoid yang tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan sekat-sekat miring, bersifat fototrop negative, yang masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rhizoid telah mulai terbentuk pada pembelahan spora yang pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya. Jika cukup mendapat cahaya maka protonema terbentuk kuncup-kuncup yang akan berkembang menjadi tumbuhan lumut . kuncup mula-mula berupa penonjolan-penonjolon ke samping dari sel-sel bawah pada suatu cabang protonema, setelah kuncup itu merupakan 1-2 sel tangkai, maka dalam sel ujungnya lalu terjadi pyramid , karena terbentuknya sekat-sekat yang miring. Pada lumut daun (Musci) batangnya berbaring dengan daun-daun yang tersusun dalam spiral, daun-daunnya seringkali lalu menghadap ke suatu sisi atau terpisah dalam dua baris , sehingga padanya dapat dibedakan sisi atas atau punggung dan sisi perut (Mempunyai susunan dirisiventral)
Anteridium dan arkegonium Musci mempunyai tangkai dan perkembangan berbeda dengan perkembangan alat-alat yang sama pada archegoniate lainnya. Sel-sel nya mempunyai susunan yang rumit dan semuanya berasal dari segmen–segmen hasil pembelahan sel pemula. Pada anteridium sel pemula diujung berbentuk pasak segmen-segmen yang dipisahkan nya segera membelah menjadi sel-sel yang letaknya dipinggir dan sel-selnya disebelah dalam sel-sel dibagian dalam seterusnya ikut membentuk jaringan spermatogen. Perkembangan arkegonium mula-mula sejalan dengan anteridium,tetapi kemudian sel ujungnya berubah menjadi sel induk arkegonium dan dengan dinding-dinding pemisah yang periklinal lalu membentuk 3 sel pinggir dan suatu sel di tengah berbentuk tetraeder. Sel di tengah membentuk sekat melintang dan demikian terjadilah sel tutup, sel-sel calon dinding arkegonium dan satu sel yang letaknya dipusat. Jika sudah masak, anteridium membuka pada ujungnya karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Spermatozoid Musci berlainan dengan spermatozoid hepaticeae menunjukkan reaksi kemotaksis terhadap sakarasa. Baik spermatozoid maupun telur mempunyai kloroplas kecil, jadi pada Musci kapsul sporanya mempunyai kolumela yang letaknya sentral, dan di sekitarnya terdapat ruang berisi spora. Kolumela itu berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru dibentuk. Pada sporangium yang masih muda ruang sporanya diliputi oleh jaringan asimilasi, yang dengan udara luar dibatasi oleh suatu epidermis, pada kebanyakan Musci terdapat mulut-mulut kulit di bagian kapsul spora.
Tangkai kapsul dinamakan seta. Seta mengangkat kapsul ke atas, hingga spora yang dikeluarkan mudah tertiup angin dan tersebar kemana-mana pada permulaan perkembangan embrio, dinding arkegonium masih berusaha mengikuti perkembangan, tetapi akhirnya ketinggalan dan oleh embrio yang memanjang dinding arkegonium robek melintang. Bagian atasnya tetap menyelubungi kapsul spora sebagai kaliptra dan bagian bawahnya tinggal sebagai sarung pada pangkal set dan dinamakan vaginula.
Dalam siklus hidupnya, lumut sejati membentuk protonema berupa filament berbeda dengan lumut hati (kelas Hepaticeae) yang protonemanya bertalus. Setiap protonema dapat membentuk lebih dari satu tunas sehingga dihasilkan beberapa individu gametofit baru. Gametofit kelompok lumut sejati umumnya terdiri dari batang dengan cabang-cabang dan daun tumbuh tegak (acrocarpolis) atau merayap (pleurocarpos). Gametofit lumut sejati dapat dengan mudah dibedakan dari kelompok limut lainnya yang mempunyai daun (lumut hati berdaun, kelas Hepaticosida) karena pada umumnya daun pada lumut sejati tersusun spiral dan tidak pernah berbagi. Pada daun lumut sejati tidak dijumpai adanya tulang daun tidak pernah ada pada daun lumut hati berdaun. Helaian daun sejati umumnya tipis hanya tersusun oleh satu lapis sel, kecuali pada bagian tulang daun lebih tebal tersusun oleh lebih dari satu lapis sel. Lumut sejati melekat pada substrat dengan rhizoid multiseluler.
Sporofit lumut sejati mempunyai kaki, tangkai dan kapsul. Kaki melekat pada gametofit dan berfungsi untuk menyalurkan makanan dai gametofit ke kapsul, di dalam kapsul terdapat sumbu pusat disebut kolumela yang tersusun oleh sel-sel steril dan dikelilingi oleh jaringan sporogen akan membentuk spora.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tumbuhan lumut berada di antara alga hijau dan tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji) meskipun lumut sangat berbeda dengan alga hijau. Dua perbedaan paling mencolok antara lumut dan alga hijau adalah struktur tubuh dan struktur organ reproduksinya. Lumut tidak mempunyai akar, lumut melekat pada substrat dengan rhizoid. Berdasarkan klasifikasi tumbuhan lumut dikelompokkan ke dalam satu divisi yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida dan Bryophyta. Hepatiopsida merupakan lumut palimg primitive, anggotanya yang paling sederhana mempunyai talus hijau, pipih seperti pica, sedangkan Bryopsida merupakan lumut yang paling dikenal, semua anggotanya mempunyai batang dan daun, ada yang tumbuh tegak dan ada yang tumbuh merayap. Anthoceropsida mempunyai gametofit paling sederhana tetapi sporofitnya mempunyai daerah merismatik, merupakan ciri tipe jaringan yang lebih umum dijumpai pada tumbuhan tinggi.

pembahasan lap.ganggang hijau

PEMBAHASAN

Pada praktikum Taksonomi yaitu pengamatan pada Chlorophyta (ganggang hijau), Phaeophyta (alga coklat) dan Rhodophyta (alga merah).
Chlorophyta terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak berbentuk filamen (benang) seperti tabung (plps), dan berbentuk membran seperti lembaran daun. Pada ulothrix zonata. Sel-selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tubuh interkalar, sel-selnya pendek, dan mempunyai kloroplas bentuk pita, pangkal yang melekat pada substratnya terdiri atas suatu sel rizoid yang sempit, panjang, dan biasanya tidak berwarna, zoospora keluar dari salah satu sel dalam benang melalui suatu lubang pada dinding samping. Masing-masing mempunyai 4 bulu cambuk, 1 kloroplas dan satu bintik mata. Mula-mula berkeliaran di sekitar induknya. Kemudian menempel pada alas dan tumbuhan membentuk koloni baru. Isogamet juga terbentuk dalam salah satu sel pada benang, dalam hal itu berfungsi sebagai gametangium, tetapi dari satu sel-sel terbentuk lebih banyak bentuk menyerupai zoospore, tetapi lebih kecil dan hanya mempunyai 2 bulu cambuk. Gamet itu kawin dengan gamet dari koloni lain, jadi koloni yang satu adalah (+) dan lainnya adalah (-) karena sama segala-galanya kita tidak dapat mengatakan satu dengan lainnya. Zigot yang terjadi dinamakan Planozigot. Mula-mula masih berenang-renang dengan 4 bulu cambuknya dan membentuk suatu membran. Akhirnya dengan pembelahan reduksi zigot itu mengeluarkan 4 sel kembar, yang dua tumbuh menjadi individu (+) dan yang lainnya (-). Jadi alothrix adalah haploid.
Pada bangsa Oeclogoniales, hidup di air tawar, sel-selnya mempunyai 1 inti dalam kloroplas berbentuk jala dan koloni berbentuk benang. Kemudian filamennya tidak bercabang, melekat dengan holdfast, perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan spora. Ujungnya yang bebas dari klorofil mempunyai banyak bulu cambuk yang tersusun dalam suatu karangan. Perkembangbiakan secara Oogami. Sel pada vegetative pada suatu koloni dapat membesar merupakan suatu Oogonium, yang bentuknya seperti tong di dalamnya terdapat sel telur. Pada sisi atas Oogonium terdapat suatu lubang yang merupakan jalan masuknya Spermatozoid. Spermatozoid berasal dari lain sel pada koloni itu juga. Dapat pula berasal dari sel vegetatif pada koloni lain yang berfungsi sebagai anteridium. Spermatozoid menyerupai zoospora, tetapi lebih kecil dan berwarna kekuning-kuningan. Pada ujung koloni Oedogonium sering kali tampak sebuah tudung, yang terjadinya mungkin sekali karena adanya pembelahan sel dan cara pertumbuhan yang khusus.
Pada Rhodophyta (ganggang merah) mempunyai pigmen fikoertin dapat mencapai dasar laut sampai dengan 1000 m, berukuran lebih kecil dari ganggang coklat. Ganggang ini banyak dimanfaatkan menjadi bahan komoditi makanan, misalnya Porphyra di Jepang, agar-agar yang diekstrak dari Gelidium dan Glacilaria. Alga merah dapat mengadakan penyesuaian antara proporsi pigmen dan berbagai kualitas pencahayaan an dapat menimbulkan berbagai warna talus, misalnya pirang, violet, merah tua, merah muda, cokelat, kuning, hijau. Cadangan makanan berupa tepung floridea dan tersimpan di luar plastida di dalam Sitoplasma dinding sel terdiri atas Selulosa dan polisakarida yang menyerupai lendir . Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengadakan fkuoresensi, yaitu fikoeritrin, ganggang merah pun sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa, berbentuk bulat, tidak larut dalam air. Rhodophyta selalu bersifat autotrof dan dinding sel terdiri atas 2 lapis, yang dalam terdiri atas Selulosa \, yang luar terdiri atas Pektin yang berlendir. Hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.
Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (Oogami) baik spora meupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak bergerak .
Dan Phaeophyta (ganggang cokelat). Filum ini banyak menutup batu-batuan atau karang di daerah pasang surut. Filum ini merupakan gulma laut yang penting dalam ekosistem, sebagai makanan atau tempat berlindung bagi hewan laut. Dengan pigmen fukosantin, mereka dapat menyerap gelombang cahaya sehingga di laut yang dalam mereka bagaikan “hutan” dasar laut. Dalam Kromatoforanya terkandung klorofil –a, karotin, dan santofil, tetapi terutama fikosantin ini menutupi warna lainnya, sebagai hasil asimilasi dan sebagai makanan cadangan tidak pernah zat tepung, tetapi sampai 50 % dari berat keringnya terdiri atas laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin dan lebih pekat dengan selulosa daripada dengan tepung. Dinding sel yang sebelah dalam terdiri atas Selulosa, yang sebelah luar dari pektin, dan di bawah pektin terdapat algin, suatu zat yang meyerupai gelatin, yaitu garam Ca dari asam alginal.
Pada Phaeophyta tingkat perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospora dan gamet, mempunyai 2 bulu cambuk yang heferokon dan terdapat di bagian samping badannya berbentuk buah per atau sekoci. Pada waktu bergerak bulu cambuk yang panjang mempunyai rambut-rambut mengkilap menghadap ke muka dan yang pendek menghadap ke belakang, dekat dengan keluarnya bulu cambuk terdapat bintik mata berwarna pirang kemerah-merahan dan dalam bagian zoospora yang lebar itu terdapat satu C jarang sekali kromatofor berwarna pirang.
Pada Dictyota dichotoma ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora, pembiakan seksual dengan Oogami. Anteridium yang berkotak-kotak dan Oogonium terdapat pada tumbuhan yang berlainan dan tersusun secara berkelompok. Tiap Oogonium merupakan suatu sel telur, Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Mungkin sebenarnya juga ada dua bulu cambuk, tetapi keduanya demikian pendeknya, sehingga sampai sekarang diabaikan. Sporofit dan Gametofit bergiliran dan beraturan, dan keduanya mempunyai talus berbentuk peta yang bercabang- cabang menggarpu.
Dan pada percobaan terakhir pada sampel air pingir setelah diamati dengan bantuan mikroskop terlihat adanya Oedogonium dengan pembesaran 40 x. Oedogium ini merupakan genus yang besar dengan beberapa ratus spesies yang hidup di air tawar, terlihat adanya filament yang tidak bercabang, sel berbentuk silinder, berinti satu, dan disitu terlihat warna cokelat, biru, putih pada Oedogonium dan pada air pinggir 2 terlihat bentuk seperti semut, yang diatasnya terlihat bentuk kuning kecil dan pada air tengah terlihat bintik-bintik kecil menyerupai benang halus yang berwarna biru dan letaknya selalu berubah-ubah.


Klasiikasi:
1. Kingdom : Plantae
Class : Chlorophyta
Ordo : Halimedata
Family : Halimedaceane
Genus : Halimeda
Spesies : Halimeda sp

2. Kingdom : Plantae
Class : Phaeophyta (alga cokelat)
Ordo : Dictyotales
Family : Dictyutaceae
Genus : Dictyota
Spesies : Dictyota dictoma

3. Kingdom : Plantae
Class : Rhodohyta
Ordo : Gracillaciata
Family : Gracillacia
Spesies : Gracillacia sp


KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Chlorophyta terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan kloni yang berbentuk benang yang bercabang-cabang. Ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan b serta Karotenoid pada kloroplas terdapat perenoid. Bentuknya menyerupai zoospora tetapi lebih kecil dan hanya mempunyai dua bulu cambuk.
Pada Rhodophyta mempunyai pigmen fikoeritrin. Ganggang ini dimanfaatkan menjadi bahan komoditi makanan, alga merah dapat mengadakan penyesuaian di antara proporsi pigmen dan berbagai kualitas pencahayaan. Ganggang ini juga sebagai bahan asimilasi terdapat jenis karbohidrat yang disebut tepung lorida.
Dan Phaeophyta, banyak menutup batu-batuan karang. Pada Phaeophyta tingkat perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospora dan gamet. Mempunyai dua bulu cambuk yang heterofon dan terdapat di bagian samping badan, pada waktu bergerak bulu cambuk yang panjang mempunyai rambut-rambut yang mengkilap menghadap ke muka dan yang pendek menghadapa ke belakang.